Senin, 05 Januari 2009

Ibu...


Masih ingat salah satu lagu dimasa kita masih kanak - kanak? Lagu yang menceritakan peran ibu kepada kita (anak) yang tak pernah lapuk di terpa badai. Nih lagunya...
Kasih ibu kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai Sang Surya menyinari dunia


Sudah ingat bukan?? Lagu di atas sebenarnya hanyalah sebuah lagu tetapi realita kita di dunia ini, yah.. begitulah peranan Ibu. Ibu yang mengandung kita selama 9 bulan, melahirkannya dalam kondisi hidup - mati, menyusui selama dua tahun dan seterusnya. Yang jelas kasih sayang ibu kepada kita tidak ada bandingannya...
Setelah kita dewasa, apa yang telah kita perbuat dengan ibu - ibu kita? Banyak diantaranya malah ibu jadi korban makian anaknya hanya karena sedikit perbedaan pendapat, ibu di hina, tidak mau mengakui, malu mengakui ibu sendiri dan lain sebagainya... itu kebanyakan tindakan dan balasan kepada ibu kita.

Bapak Proklamator Ir. Soekarno sangat menghargai perempuan terutama ibu, dan menulisnya dalam buku Sarinah, Orang - orang India sangat memuja Ibu mereka meskipun seorang penjahat, para Nabi sangat menunjung tinggi martabat ibunya. Negara Indonesia-pun sangat menghormati ibu-nya yaitu IBU PERTIWI.. kalau kita?>
Pengabdian kita kepada ibu tidak ada setitik debu dengan Beliau, masihkan kita akan terus menyakitinya...?

Jumat, 02 Januari 2009

Tahun 2009

Awal tahun 2009 ini hampir bersamaan dengan Tahun baru Hijriyah / Suro 1430. Di dahului pegantian tahun Hijriyah terus diikuti pergantian tahun Masehi. Tentu saja akhir bulan desember 2008 penuh dengan tanggal yang berwarna merah alias libur. Libur panjang ini dimanfaatkan benar oleh sebagian orang untuk saling berkunjung, bersilaturahmi ke sanak family yang jauh atau bahkan ada yang pulang kampung bagi yang kampungnya sangat jauh dari tempat tinggal sekarang. Waktu yang cukup lama untuk silaturahmi ini, sangat mengesankan sekali apalagi sudah lama tidak pulang kampung. Sanak keluarga di kampung tampak hangat menyambut kedatangannya, ramah tampak diwajah mereka, kesederhanaan bersahabat dengan mereka dan yang terkesan adalah suasana kerukunan dan religius masyarakat kampung.

Jumat, 26 Desember 2008

Ayo Gumregah

Kiranya di penghujung tahun 2008 ini kita perlu banyak merenung dan berkaca, mengevaluasi diri dan merencanakan sesuatu untuk tahun mendatang. Jatah Umur tak terasa kian berkurang, angka umur semakin bertambah tentunya kesalahan, dosa juga bertambah... terus gimana amal kita?? Apa saja yang telah kita lakukan??

Dalam sebuah tembang Dhandanggula ada satu pupuh yang sangat menarik kita simak, kita kaji untuk refleksi masa depan atau tahun 2009. Tembang itu sebagai berikut :

Jago kluruk rame kapiyarsi
lawa kalong luru padhelikan
Jrih kawanan ing semune
Bang wetan sulakipun
Mratandani yen bangun enjing
Rembulan wus gumlewang
neng kulone gunung
Ing Padesan wiwit obah
Lanang wadon pan samya anambut kardi
Netepi kewajiban


Makna tembang di atas kurang lebih mengungkapkan bahwa hari sudah mulai pagi ditandai dengan ayam jantan berkokok, kelelawar sudah mencari sarangnya, matahari sudah mulai muncul diufuk timur. Diperdesaan mulai ada kegiatan, laki - laki perembpuan semua berangkat kerja untuk melaksanakan kewajibanya masing - masing.

Arti singkat tembang tersebut menyiratkan kita untuk selalu OPTIMIS menatap masa depan dengan berkarya karena itu adalah kewajiban sebagai manusia. Mari kita sambut tahun 2009 dengan OPTIMIS dan penuh dengan MAKNA dan MANFAAT. Apa yang kita lakukan hendaknya selalu dipertimbangkan MANFAAT dan MUDLOROTnya.

Senin, 22 Desember 2008

Office Boy...


Hampir di setiap kantor di seluruh dunia, dapat dipastikan ada seorang yang punya initial OB atau Office Boy. OB inilah yang melayani semua apa yang menjadi keinginan dari orang - orang yang menghuni kantor tersebut, terutama dalm hal urusan konsumsi, kebersihan, dan suruh disuruh. Dari penampilannya semua orang yang berkunjung atau bertamu ke kantor yang ada OB-nya pasti otomatis akan tahu bahwa mana yang pegawai kantor dan OB. Seragamnya saja sudah beda, sosoknya sudah jelas beda, pokoknya beda hasbis deh...

Pekerjaan OB, menurut pandangan masyarakat pada umumnya (apalagi di Indonesia) adalah pekerjaan SISA atau yang PALING TERAKHIR dari alternatif pekerjaan. Dilihat dari gaji OB paling rendah dibanding karyawan lain, pekerjaanya dianggap tidak penting, pekerjaanya berhubungan dengan hal - hal yang berbau DISURUH... dsb.

Di Indonesia pada umumnya menganggap OB adalah pekerjaan yang minor, padahal di negara - negara maju tidak demikian halnya. Penghargaan terhadap OB (dinegara maju) sangat diperhatikan, malah bisa disejajarkan dengan pegawai lain. Pekerjaan OB sangat berat dan terkadang tidak sanggup dilakukan oleh pegawai lainnya. OB juga manusia yang perlu ketrampilan (skill) tertentu juga, keberhasilan OB melayani orang - orang yang bekerja dikantor sedikit banyak juga menentukan keberhasilan tujuan atau target operasional kantor itu.

Logika demikian tidak dimiliki oleh sebagian para pemimpin perusahaan atau kepala kantor. Secara harfiah OB adalah orang yang menanggung pekerjaan layaknya pelayan yang selalu siap disuruh, tetapi pada hakikatnya OB adalah manusia yang perlu dihargai dan dihormati. Office Boy... oh OB... nasibmu sementara masih di belakang, semoga saja seiring perkembangan pemahaman tentang RASA TEPA SLIRA - TENGGANG RASA, para OB mendapat penghargaan yang sepadan dengan pekerjaannya. Sulit bukan...